1. Masalah sosial di perkotaan ;
Jumlah Ge-Peng semakin banyak dan meresahkan masyarakat.
Jumlah Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) di jalanan semakin banyak. Bisa dilihat sekarang ini di sejumlah sudut lampu merah dan pusat perbelanjaan dan pasar Gepeng semakin banyak. Ironisnya, saat beraksi terkadang di antaranya ada yang sengaja membawa anak di bawah umur atau bahkan masih bayi, agar masyarakat menjadi iba bila melihatnya. Namun pemandangan itu mulai membuat risih banyak orang, karena membawa anak yang seharusnya istirahat di rumah. ”Kan kasihan melihat anak yang dibawanya, kadang mereka di jalan padahal cuaca lagi panas,” ungkap Mizan salah seorang warga. Menurutnya, sebaiknya ada tindakan dari pemerintah bagi pengemis yang sengaja membawa anak di bawah umur.
Hal senada disampaikan Rasdi, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Jambi. Menurut dia hendaknya Dinas Sosial dan Kerja (Sosnaker) Kota Jambi bisa mencari jalan keluarnya. ”Itu sudah eksploitasi anak,” ucap Rasdi. Rasdi mengatakan, bisa saja dibuat aturan bagi Gepeng yang membawa anak di bawah umur. Anak itu diambil dan dimasukan ke panti. Namun menurut dia, kalau membawa anak ke panti konsekuensinya pemerintah harus menyiapkan dana untuk panti tersebut. Dia juga mengatakan, harus ada tindakan tegas terhadap Gepeng karena selain mengganggu ketertiban umum juga mengganggu estetika kota. ”Satpol PP dan Sosnaker harus terus lakukan razia penertiban Gepeng, bagi yang dari luar daerah kembalikan ke daerah asal,” tukasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosnaker Kota Jambi Kasful mengatakan, terkait dengan Gepeng yang membawa anak dibawah umur dalam operasinya pihaknya tak bisa membawa anak tersebut ke panti. ”Kalau kita bawa ke panti orangtuanya tak setuju,” ucap Kasful. Namun pihaknya akan berupaya berkoordinasi dengan dewan kemungkinan memasukan anak yang dibawa Gepeng ke panti. ”Kalau itu nanti kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk dewan,” katanya. Dia mengatakan, enam orang pengemis yang diamankan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Jambi langsung dipulangkan kedaerah asalnya Rabu malam (6/7) kemarin. Sementara, Dinsosnaker Kota Jambi tetap akan melanjutkan razia dan pengawasan terhadap gelandangan dan pengemis (Gepeng) di Kota Jambi.“Sudah dikirim tadi malam (6/7) dengan travel,” ujar Kaspul.
Kaspul mengaku, pihaknya akan tetap melanjutkan razia terhadap gepeng di Kota Jambi, karena itu adalah tugas mereka. “Seminggu dua kali kita monitoring. Pengawasan terus kita lakukan, karena tidak tuntas-tuntas masalah gepeng ini. Tidak habis-habis,” katanya. Dia menyebutkan fakta di lapangan kebanyakan Gepeng yang terjaring razia Dinsosnaker berasal dari luar Provinsi Jambi. ”Banyak dari luar. Enam orang pengemis yang baru dipulangkan itu berasal dari pulau Jawa,” ucapnya.
Menurutnya, jika Gepeng yang terjaring dalam razia berasal dari luar Kota Jambi, maka pihaknya akan memulangkan ke daerah asalnya. Sedangkan Gepeng yang berasal dari dalam Kota Jambi akan diberikan pembinaan. “Yang berasal dari dalam Kota Jambi kita data dulu, setelah itu kita masukkan kedalam program pembinaan. Anak-anak mereka juga kita beri bantuan pakaian sekolah,” pungkasnya.
2. Masalah sosial di pedesaan ;
Hilangnya semangat kegotong-royongan di dalam masyarakat.
Wakil Bupati Gumas Arton S Dohong menilai saat ini semangat gotong royong dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat sudah mulai hilang atau pupus. Untuk itu,rasa kebersamaan dan gotong royong tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat dalam rangka untuk membangun desa dan lingkungan masyarakat itu sendiri. Lebih-lebih dengan adanya kegiatan karya bhakti TNI membangun desayang dilaksanakan, diharapkan akan memberikan dorongan dan motivasi bagi masyarakat untuk lebih berperan dalam pembangunan.
“Dengan kehadiran anggota TNI di Kelurahan Kampuri ini, saya berharap akan memberikan dorongan semangat bagi masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah khususnya Kampuri dan beberapa desa di sekitar. Dan, membangkitkan kembali semangat gotong royong masyarakat yang saat ini sudah mulai pudar,” ungkap Wabup, Selasa (25/10).
Dikemukakan Wabup, hadirnya anggota TNI ke wilayah kelurahan Kampuri pada khususnya dan kecamatan Mihing raya pada umumnya diharapkan akan memberikan makna yang mendalam bagi masyarakat, dan tidak hanya dipandang dari satu sisi yakni bekerja, namun yang diharapkan melalui kehadiran anggota TNI tersebut memberikan makna kepada masyarakat, bahwa melalui gotong royong dan kerjasama dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut kepentingan bersama mutlak diperlukan, sehingga seberat apapun beban yang ditanggung akan terasa ringan apabila dikerjakan secara bersama-sama.
“Saya berharap melalui kehadiran anggota TNI ke daerah ini, akan memberikan semangat dan dorongan kepada masyarakat untuk kembali membangkitkan semangat gotong royong dan kerjasama, sebab apabila kita lihat saat ini semangat tersebut semakin menipis, bahkan terkesan sudah tidak ada lagi ditengah masyarakat. Dan, terkesan masyarakat hidup sendiri-sendiri,” tukas Wabup.
Selain itu dihadapan peserta upacara wabup menambahkan, saat ini paradigm atau pola hidup yang terjadi di masyarakat sudah mulai bergeser, berbeda jauh dengan beberapa waktu yang lalu, dimana masyarakat masih menjunjung tinggi nilai gotong royong dan kebersamaan dalam setiap langkah pembangunan dan ada di desa. Dan, yang terjadi saat ini masyarakat terkesan hidup acuh tak acuh terhadap, tentangga, keluarga dan masyarakat lainya.
“Untuk itu, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat di wilayah kelurahan Kampuri, Kecamatan Mihing Raya untuk kembali membangkitkan semangat gotong royong dan kerjasama tersebut, dalam rangka untuk menghadapi kehidupan diwaktu mendatang,” pungkas Arton.
Source :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080925143701AAs6jjP
http://metrojambi.com/metrofokus/10595-gepeng-yang-bawa-anak-meresahkan.html
http://www.gunungmaskab.go.id/berita/semangat-kegotong-royongan-semakin-pupus.html